PENGUSAHA.CO.ID

“Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” – Rahasia Brand yang Bikin Orang Jatuh Cinta

 “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” – Rahasia Brand yang Bikin Orang Jatuh Cinta

Oleh Kang Apik - Praktisi Branding dan Pengembangan SDM www.komunikasi.net

Dalam budaya Jawa, ada pepatah yang sarat makna: “Witing tresno jalaran soko kulino”, yang berarti “Cinta tumbuh karena terbiasa”. Ungkapan ini bukan sekadar nasihat tentang hubungan antar manusia.


Ungkapan ini bukan sekadar nasihat tentang hubungan antar manusia. Lebih dari itu, ia mengajarkan tentang kekuatan kebiasaan dalam menciptakan kepercayaan, keterikatan, dan loyalitas.

Tapi di dunia bisnis dan branding? Wah… inilah kunci yang sering dilupakan, padahal justru paling menentukan apakah brand kita sekadar lewat atau melekat dalam ingatan.

_Branding Bukan Hanya Soal ‘Ngenalin’, Tapi ‘Ngenyamanin’_

Kita bisa bikin orang tahu tentang produk kita. Tapi belum tentu mereka tresno (bahasa Jawa untuk "jatuh cinta"). Bahasa halusnya, mereka kenal, tapi belum dekat.

Di sinilah “kulino” bekerja.

Kalau konsumen sering melihat konten kita, sering berinteraksi, sering teringat, sering merasa terbantu… mereka akan perlahan-lahan tumbuh rasa sayang. Bukan karena kita hebat, tapi karena kita hadir.

Jika ingin brand kita dicintai, maka:

- Tampilkan nilai yang jelas dan berulang, bukan hanya promo sesaat.

- Komunikasikan pesan yang sama di semua kanal: offline, online, media sosial, pelayanan, hingga kemasan produk.

- Bangun kedekatan secara perlahan, sebagaimana kita membangun hubungan dengan manusia: dari kenal → percaya → jatuh cinta → setia.

_Frekuensi + Konsistensi = Familiarity yang Menenangkan_

Lihat brand yang paling kita ingat: Indomie, Aqua, Gojek, Kapal api. Bukan karena iklannya sekali aja. Mereka ada tiap hari, tiap waktu kita butuh.

Brand itu bukan startup yang sekali tampil jadi sorotan lalu hilang. Branding itu kebiasaan — ada ritmenya, ada temponya, dan ada cara kita mengisi hari-hari konsumen.

Strategi bisnis yang sering dilupakan:
Jangan hanya buat orang tahu. Buat orang merasa nyaman, aman, dan yakin.

Contoh kebiasaan branding yang berdampak besar:

- Postingan edukasi setiap pagi,
- Testimoni pelanggan setiap Jumat,
- Live streaming setiap minggu,
- Giveaway setiap ulang tahun brand,
- Respons cepat dan ramah di WhatsApp 24/7.

Semakin sering orang melihat Anda, semakin besar kemungkinan mereka tergerak untuk percaya hingga membeli.

_Dari Kenalan, Naik Level Jadi “Ngefans”_

Cinta itu bukan hal yang instan. Branding juga tidak. Dan yang paling cepat bikin orang jatuh cinta itu bukan kejutan besar — tapi hal-hal kecil yang dibiasakan.

Contohnya:

Update Instagram story tiap hari,

Menjawab chat WA dengan ramah dalam hitungan menit,

Menyapa ulang pelanggan lama setiap minggu,

Kirim ucapan pribadi di momen spesial mereka,

Selalu hadir di saat mereka butuh, bukan saat kita butuh.

Brand yang dicintai itu bukan cuma cerita, tapi kebiasaan yang jadi bagian dari hidup pelanggan.

_Aplikasikan: Bangun Ritual Brand Anda_

Tanya ini pada diri Anda (dan brand Anda):

1. Sudahkah saya hadir secara konsisten?

2. Adakah kebiasaan kecil tapi bermakna yang saya ulang terus?

3. Apakah pelanggan merasa saya relevan dalam hidup mereka?

4. Brand saya sekadar menjual, atau membawa makna dalam momen pelanggan?

_Ada dua cara saat menjual produk:_

1. Menawarkan manfaat fungsional (murah, cepat, praktis)
2. Membentuk ikatan emosional (penuh cerita, mengubah hidup, menemani momen penting)

Branding yang berhasil selalu memilih cara kedua. Karena hati yang merasa dekat, selalu ingin kembali.

Tanyakan pada diri sendiri:

- Apa cerita yang membuat produk saya bukan hanya dipakai, tapi dikenang?

- Bagaimana pelanggan bisa merasa saya hadir saat mereka butuh?

- Elemen apa yang bisa jadi “kebiasaan batin” dalam diri pelanggan?

Karena pada akhirnya:

_"Orang belanja dari Anda bukan karena paling murah, tapi karena paling dikenal, paling dekat, dan paling dipercaya." - Kang Apik

_Witing Tresno dalam Strategi Brand Activation_

Dalam branding modern, engagement adalah mata uang baru. Semakin sering Anda hadir melalui format yang relevan, semakin cepat audiens mencintai brand Anda.

Inilah contoh aktivasi yang bisa jadi kebiasaan dalam benak pelanggan:

- Konten storytelling tentang perjalanan brand.
- Edukasi interaktif, seperti podcast, kelas, webinar.
- Event offline yang rutin (kopdar pelanggan, workshop, CSR).
- Loyalty program dengan sistem poin, badge, atau reward personal.

Bukan hanya tampak, tapi terasa.

_"Kulino" Itu Dijemput, Bukan Ditunggu_

Jangan tunggu orang menemukan bisnis Anda. Jemput mereka dengan konsistensi, buat mereka terbiasa, dan bangun “cinta” dari waktu ke waktu.

Brand-brand besar mencuri hati bukan dengan kejutan besar, tapi rutinitas kecil yang dirawat.

“Dalam bisnis, cinta pelanggan adalah energi yang membuat brand bertahan dari badai kompetisi. Dan seperti cinta manusia, ia tumbuh dari kebiasaan sederhana.

Hadirlah, konsistenlah, buat pelanggan merasa dekat. Lalu biarkan ‘witing tresno’ bekerja untuk Anda.”

Brand bukan dibangun dalam sehari, tapi setiap hari.
Dan ketika pelanggan sudah “tresno”, ia akan memilih Anda — bahkan saat ada seribu pilihan lain.

_“Bangun Brand Seperti Bangun Rumah Hati.”_

Bukan sekadar datang sekali, tapi nginap di benak konsumen.
Bukan sekadar memberi diskon, tapi memberi rasa aman.
Bukan sekadar diingat, tapi dicari saat dibutuhkan.

Saat itu terjadi, Anda tak lagi punya pelanggan. Anda punya pecinta.

Dan semuanya dimulai dari satu hal:
Kulino. Kebiasaan. Konsistensi.

Seperti Komunet Indonesia ( www.komunet.id/pendampingan ) yang selalu Konsisten mendampingi bisnis dan tim anda menuju kesuksesan, yuk bergabung bersama kami.